BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pemerintah
pusat, provinsi, kabupaten/kota, para pengambil kebijakan di daerah dan
para pendidik selama ini telah berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan
pada setiap satuan pendidikan untuk menghasilkan lulusan (school leavers)
seperti diamanatkan dalam UUD 1945, yaitu manusia Indonesia seutuhnya yang
cerdas, terampil, dan berahlak mulia. Euphoria desentralisasi pendidikan
di Indonesia sejak tahun 2000 masih belum menunjukkan hasil optimal.
Usaha
perbaikan kualitas pendidikan ini terwujud sejak dikeluarkannya Surat Edaran
Mendiknas No. 33/MPN/SE/2007 tertanggal 13 Pebruari 2007 tentang pembentukan
Tim Pengembangan Kurikulum (TPK) yang ditujukan pada semua unit utama di
lingkungan Depdiknas, semua gubernur, dan semua Bupati/Walikota bahwa semua
sekolah diharapkan paling lambat pada tahun ajaran 2009-10 harus sudah
menetapkan dan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
merupakan perwujudan pelaksanaan Permendiknas (No. 24/2006 tentang pelaksanaan
Permendiknas No.22/2006 tentang Standar Isi satuan pendidikan dasar dan
menengah dan Permendiknas No.23/2006 tentang Standar Kemampuan Lulusan).
Dengan demikian, maka keberadaan kurikulum
sangat penting artinya bagi keberlangsungan proses pendidikan dan proses pencapaian berbagai kemampuan yang
harus dimiliki oleh peserta didik..
B. Identifikasi
Masalah
1. Apa sebenarnya yang dapat dipahami dari
kurikulum?
2. Apa saja yang menjadi karakteristik kurikulum?
3. Adakah hubungan antara kurikulum dengan
pembelajaran?
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Kalau
ditelusuri secara kebahasan, kata kurikulum berasal dari bahasa latin currerr,
yang berarti lapangan perlombaan lari. Kurikulum juga bias berasal dari kata curriculum
yang berarti a running caourse, dan daam bahasa perancis dikenal dengan courier
brarti to run (berlari).[1]
Dalam perkembngannya, kurikulum mengalami
penafsiran yang beragram dari para ahli
pendidikan. Sebelumnya kurikulum pernah diartikan sebagai rencana
pembelajaran, yang terbagi menjadi rencana pembelajaran minimum dan rencana
pembelajaran terurai. Pada tataran implementasinya, rencana pembeljaran
tersebut tidak semata-mata hanya membicarakan proses pengajaran saja,
melainkan juga membahas cakupan yang lebih luas lagi, yaitu berbicara mengenai
masalah pendidikan. Oleh karena, istilah “renacana pelajaran” ternyata
belum bisa mewakili apa yang disebut dengan kurukulum tersebut.
Secara terminologi, kurikulum
berarti suatu program pendidikan yang berisikan berbagi bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dn dirancangkan secara
sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam
proses pembelajaran bagi pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan.[2]
Dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) , nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dengan demikian, maka keberadaan
kurikulum sangat penting artinya bagi keberlangsungan proses pendidikan dan proses pencapaian berbagai kemampuan yang
harus dimiliki oleh peserta didik.
Banyak para ahli memberikan
pengertian tentang kurikulum, yang pada intinya kurikulum itu ada disebabkan oleh suatu usaha yang teratur yang
dimulai dengan ide yang terumus yang baik, dikembangkan dalam rencana
tertulis dan dilaksanakan dalam
menunjukkan hasil tertentu.
IMPLEMENTASI
PROSES
a.
Pengaturan
Tujuan Isi dan Bahan Pelajaran
b.
Pengaturan
cara yang digunakan
c.
Evaluasi
d.
Sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan
pendidikan
|
IDE
|
SEPERANGKAT
PERENCANAAN
|
B. Fungsi dan karakteristik kurikulum
Sebelum
pembahasan tentang fungsi kurikulum, terlebih dulu akan penulis jelaskan apa
yang dimaksud dengan fungsi itu sendiri. Kata fungsi berasal dari bahasa
inggris function yang mempunyai banyak arti , diantaranya jabatan,
kedudukan, kegiatan dan sebagainya. Dengan demikian yang dimaksud dengan fungsi
kurikulum adalah mengulas tentang kedudukan kurikulum sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa
kurikulum (berdasarkan UUSPN No.20 Tahun 2003) merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka dapat dikatakan fungsi kurikulum itu berkaitan
dengan komponen-komponen yang telah disusun, mengarah pada tujuan
pendidikan (standar kompetensi dan
kompetensi dasar). Komponen-komponen yang dimaksud dalam definisi tersebut
adalah :
1. Apakah seperangkat rencana tersebut sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai ?
2. Apakah komponen kompetensi yang tersusun dalam
kurikulum itu sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai?
3. Apakah metode (cara) yang dipilih berfungsi
pula untuk mencpai kompetensi yang akan
dicapai?
4. Apakah para penyelenggara pendidikan berfungsi
pula dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan pendidikan?
Selain itu, kurikulum juga memiliki fungsi
tersendiri sebagaimana karakteristik dari kurikulum tersebut yakni curriculum
as subject matter, curriculum as experience, curriculum as intention,
curriculum as cultural reproduction dan curriculum as currere.[3]
1. curriculum as subject matter
Kurikulum
sebagai bahan ajar (subjec matter) merupakan gambran dari suatu kurikulum
sebagai bahan untuk membentuk kerangka isi materi (contents) untuk disampaikan dan dilatihkan kepada
siswa. Dalam konteks ini, kurikulum berfungsi sebagai acuan untuk menentukan
bahan ajar apakah yang akan disampaikan
dan dilatihkan kepada siswa dalam pencapaian kompetensi yang telah direncanakan
dan ditetapkan.
2. curriculum as experience
Kurikulum
sebagai seperangkat pengalaman merupakan gambaran bahwa kurikulum yang disusun
dapat memberikan peluang kepada siswa
untuk melakukan pembelajaran, atas dasar pengalaman meraka (learning by experiences).
Melalui pengalaman-pengalaman, siswa akan dapat memperoleh banyak bentuk belajar dan dalam hal ini guru
meposisikan diri sebagai fasilitator untuk mengeksplorasi pengalaman-pengalaman
siswa tersebut. Dalam konteks ini, kurikulum berfungsi sebagai instrument untuk memerikan peluang kepada siswa untuk
memulai pembelajaran atas dasar pengalaman-penglalaman yang telah diperolehnya untuk kemudian
didiskusikan dengan teman-temanya dalam proses pebelajaran.
3. curriculum as intention
Kurikulum
sebagai suatu rencana memiliki 2 (dua)
bagian. Pertama, kurikulum berisikan suatu rencana yang harus dipelajari
oleh sisiwa. Kedua , kurikulum sebagai pernyataan-pernyataan tentang apa yang harus dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan rencana
pembelajaran dan hasil yang akan dicapai dalam proses pembelajaran tersebut.
4. curriculum as cultural reproduction
Kurikulum
sebagai sebuah alat reproduksi budaya merupakan gambaran bahwa dalam
kurikulum hendaknya bisa memuat berbagai hal yang terkait dengan penguatan dan penumbuhan budaya suatu
masyarakat tertentu dimana siswa atau madrasah itu berada. Dalam kontek ini,
kurikulum berfungsi sebagai instrument
untuk dapat melestarikan
nilai-nilai dan budaya yang
berkembang dalam suatu komunitas masyarakat dimana madrasah itu berada.
5. curriculum as currere
Kurikulum
as currer berasal dari bahasa latin yang diterjemahkan dengan running of the
race. Hal ini menekankan pada kapasiitas individu untuk berpartisipasi dan
mengkonsepsikan kembali pengalaman hidup
mereka. Dengan demikian, kurikulum dalam kontek curriculum as currere ini
berfungsi sebagai alat untuk
melihat sekaligus membentuk
karakteristik siswa dalam pembentukan kejernihan pemikiran mereka.
C. Model-model
Kurikulum
Ada
empat model dalam kurikulum yaitu ; 1. Kurikulum Subyek akademik (KSA), 2. Kurikulum humanistic 3. Kurikulum
Rekontruksi Sosial 4.Kurikulum teknologi.
1. Kurikulum subyek akademik (KSA)
Kurikulum
Subyek Akademik (KSA) bersumber dari pendidikan klasik yang berorentasi pada masaid lalu. KSA
sebagai kurikulum lebih mengutamakan isi pendidikan dari pada yang lain serta
belajar adalah menguasai ilmu sebanyak-banyaknya.
Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang-orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar
isi pendidikan yang diberikan atau
disiapkan oleh guru.
a.
Ada
beberapa pendekatan dalam perkembangan kurikulum subyek akademik yaitu :
1). Pendekatan
pertama, melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan
2). Pendekatan
kedua, studi yang besrifat Integratif.
Hal ini
merupakan respon terhadap perkembangan masyarakat yang menuntut model-model pengetahuan
yang lebih komprehensif.
3). Pendekatan
yang ketiga, pendekatan yang bersifat fundamentalis.
b.
Ciri-ciri
kurikulum subjek akademis
1).Tujuan
KSA adalah memberi pengetahuan yang solid, serta melatih siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian.
2).Menggunakan metode
ekspositori dan inkuiri.
3)
Bentuk
evaluasi bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Dalam
bidang studi humaniora digunakan bentuk
essay test
c.
Pemilihan
Disiplin Ilmu
Mengatasi
masalah displin ilmu meliputi :
1).Mengusahakan
adanya penguasaan yang menyeluruh dengan menekankan pada bagaimana cara menguji
kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.
2).Mengutamakan
kebutuhan masyarakat dan aspek-aspek dari disiplin ilmu yang sangat diperlukan
dalam kehidupan masyarakat.
2. Kurikulum Humanistik
Berdasarkan konsep aliran pendidikan
pribadi (John Dewey dan J.J. Rousseau) Siswa sebagai subjek yang menjadi pusat
kegiatan pendidikan (menekankan peranan siswa) dan tujuan pengajaran:
memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan
dari lingkungan.
a.
Aliran
pendidikan humanistic
1)
Konfluen:
menekankan keutuhan pribadi (pikiran, perasaan, tindakan)
2)
Kritikisme
radikal: membantu anak menemukan dan mengembangankan sendiri segala potensi
yang dimilikinya
3)
Mistikisme
modern: menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti
b.
Karakteristik
kurikulum humanistik
1)
Tujuan
pendidikan: proses perkembangan pribadi yang dinamis
2)
Menuntut
hubungan yang emosional yang baik antara guru dan murid
3)
Prinsip:
menekankan integrasi intelektual, emosional, dan tindakan
4)
Evaluasi
mengutamakan proses dari pada hasil. Tidak ada kreteria. Penilaian bersifat
subjektif
3. Kurikulum Rekunstruksi Sosial
Kurikulum Rekuntruksi social ini memusatkan
perhatian pada problem yang terjadi di masyarakat . dan bersumber pada aliran
interaksional; pendidikan bukan upaya sendiri melainkan kegiatan bersama,
interaksi, kerja sama. Tokoh-tokoh yang terkenal dalam kurikulum rekontruksi
Sosial diantaranya ; Harold Rug, Theodore Brameld
a.
Ciri-ciri
kurikulum Rekontruksi Sosial
1)
Asumsi
2)
Materi
pelajaran masalah-masalah social yang mendesak.
3)
Pola
–pola organisasi
b.
Komponen
kurikulum Rekontruksi Sosial
Tujuan
dan isi Kurikulum
1)
Mengadakan
survey secara kritis terhadap masyarakat.
2)
Mengadakan
studi tentang hubungan antara keadaan ekonomi local dan ekonomi nasional.
3)
Mengkaji
praktik politik dalam hubungannya dengan factor ekonomi.
4)
Memantapkan
rencana perubahan praktik politik.
5)
Mengevaluasi
semua rencana dengan kreteria.
c.
Metode
Dalam
pengajaran rekontruksi social para pengembang kurikulum berusaha mencari
keselarasan antara tujuan-tujuan nasional dengan tujuan siswa.
Bagi
rekontruksi social belajar merupakan kegiatan bersama, adanya ketergantungan
antara seorang dengan lannya. Dan dalam kegiatan belajar tidak adanya kompetisi
, yang ada adalah kerja sama dan consensus.
d.
Evaluasi
Dalam Evaluasi
kurikulum rekontruksi sosila ; melibatkan siswa dalam memilih, menyusun, dan
menilai bahan yang akan diujikan serta evaluasi menilai, apa yang dikuasai
siswa dan pengaruh kegiatan sekolah terhadap masyarakat
4. Kurikulum Teknologik
Kurikulum ini mengacu pada
perkembangan teknologi .Pemanfaat teknologi dalam pembelajaran;
a. Bentuk
hardware/ perangkat keras disebut teknologi alat (tools technology)
b. Bentuk
software/ perangkat lunak disebut teknologi sitem (system technology)
Sedangkan
ciri-ciri kurikulum teknologik sebagai berikut :
a.
Tujuan;
penguasaan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk perilaku
b.
Metode;
kegiatan pembelajaran dipandang sebagai proses mereaksi terhadap stimulus yang
diberikan, bila terjadi respons sesuai harapan, maka respons tersebut
diperkuat.
c.
Evaluasi
dilakukan setiap saat (pada akhir satuan pelajaran maupun semester
5. Komparasi 4 model kurikulum;
a. Tujuan
a. Tujuan
Ø Kur. Subjek akademik: memberi pengetahuan yang
solid, serta melatih siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian.
Ø Kur. Humanistik: proses perkembangan pribadi
yang dinamis
Ø Kur. Rekonstrusi sosial: memperluas kesadaran
diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan
Ø Kur. Teknologi:penguasaan kompetensi yang
dirumuskan dalam bentuk perilaku
b. Isi
Ø Kur. Subjek akademik: diambil dari setiap
disiplin ilmu
Ø Kur. Humanistik: pengetahuan yang menekankan
integrasi intelektual, emosional, dan tindakan
Ø Kur. Rekonstrusi sosial:masalah sosial yang
mendesak
Ø Kur. Teknologi: berbagai disiplin ilmu,
perkembangan teknologi, Pemanfaat teknologi dalam pembelajaran;
c.
Strategi
Ø Kur. Subjek akademik: metode ekspositori dan
inkuiri.
Ø Kur. Humanistik: strataegi yang menekankan hubungan emosional yang baik antara guru dan
murid
Ø Kur. Rekonstrusi sosial: strategi yang dapat
menyelaraskan antara tujuan nasional dengan tujuan siswa
Ø Kur. Teknologi: kegiatan pembelajaran dipandang
sebagai proses mereaksi terhadap stimulus yang diberikan, bila terjadi respons
sesuai harapan, maka respons tersebut diperkuat.
d.
Evaluasi
Ø Kur. Subjek akademik: bervariasi disesuaikan
dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Dalam bidang studi humaniora digunakan bentuk essay test
Ø Kur. Humanistik: mengutamakan proses dari pada
hasil. Tidak ada kreteria. Penilaian bersifat subjektif
Ø Kur. Rekonstrusi sosial: melibatkan siswa dalam
memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan
Ø Kur. Teknologi: Evaluasi dilakukan setiap saat
(pada akhir satuan pelajaran maupun semester)
D. Kurikulum dn Pembelajaran
Setelah kita mengetaui tentang kurikulum dan model-modelnya tentunya kita ingin mengetahui lebih lanjut tentang
hubungan kurikulum pembelajaran ,
ataupun sebaliknya hubungan antara
pembelajaran dengan kurikulum.
Proses belajar mengajar pada
dasarnya merupakan interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang dirancang
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran,
yakni kemampuan yang diharapkan siswa setelah selesai mengikuti pengalaman
belajarnya. Perubahan tingkah laku mencangkup ketrampilan dan kebiasaan,
pengetahuan, pengertian serta sikap dan cita-cita.
Sebagian menganggap bahwa
ketrampilan mencangkup ketrampilan inteletual, strategi kognigtif, informative
verbal, sikap dan ketrampilan. Yang semuanya menurut Benyamin Bloom dinamakan
ranah kognitif, afektif, psikomotor .[4]
Perubahan tingkah laku diperoleh
murid melalui pembelajaran yakni interaksi
individu dengan lingkungannya. Agar perubahan tersebut lebih terarah kepada
tujuan yang jelas maka perlu persiapan bahan
baik berupa mata pelajaran, berbagai ketrampilan maupun pengalaman
lainnya. Bahan atau program tersebut tidak lain adalah kurikulum. Karenanya
kurikulum berfungsi sebagai alat dan sekaligus sebagai tujuan pembelajaran.
Karena kurikulum adalah alat dan
sekaligus sebagai tujuan pembelajaran. Menurut Hilda taba menyatakan bahwa setiap kurikulum biasanya terdiri dari
: Tujuan isi, pola belajar-mengajar dan evaluasi.[5]
Pandangan Hilda Taba ini diikuti
oleh banyak ahli pendidikan diantaranya Tyler yang menyatakan identik dengan
pembelajaran.[6].
Pembelajaran atau pengajaran ini tidak terbatas hanya untuk proses belajar
mengajar suatau bahan pelajaran atau pokok bahasan, tetapi bias untuk bidang
studi atau pengajaran pada suatu jenjang sekolah.
Dengan demikian kurikulum bisa
diartikan sebagai rencana atau program yang dituangkan dalam bentuk program
pendidikan. Sedangkan pelaksanaan kurikulum melalui proses belajar mengajar
atau pembelajaran. Artinya operasionalisasi pendidikan melalui kurikulum dan
operasionalisasi kurikulum melalui pembejaran atau pengajaran.
PENDIDIKAN
|
BAB III
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. kurikulum berasal dari bahasa latin currerr,
yang berarti lapangan perlombaan lari. Kurikulum juga bias berasal dari kata curriculum
yang berarti a running caourse, dan daam bahasa perancis dikenal dengan courier
brarti to run (berlari). Sedangkan Kurikulum menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu
usaha yang teratur yang dimulai dengan ide yang terumus yang baik, dikembangkan
dalam rencana tertulis dan dilaksanakan
dalam menunjukkan hasil tertentu.
2. Karakteristik dari kurikulum tersebut yakni :
a. curriculum as subject matter
b. curriculum as experience
c. curriculum as intention
d. curriculum as cultural reproduction dan
curriculum as currere
3. Ada
empat model dalam kurikulum yaitu ;
a. Kurikulum Subyek Akademik (KSA)
b. Kurikulum Humanistic
c. Kurikulum Rekontruksi Sosial
d.
Kurikulum Teknologi.
4.
Hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran adalah kurikulum bisa diartikan
sebagai rencana atau program yang dituangkan dalam bentuk program pendidikan.
Sedangkan pelaksanaan kurikulum melalui proses belajar mengajar atau
pembelajaran. Artinya operasionalisasi pendidikan melalui kurikulum dan
operasionalisasi kurikulum melalui pembejaran atau pengajaran
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI , Panduan
Pengembangan Kurikulum, Jakarta, MP3A,
th, 2005
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan
Kurikulum, Jakarta, Rineka Cipta, Tt. 2004
Fuaduddin, M.Ed & Sukama Karya, Pengembangan
dan Inovasi Kurikulum, Jakarta, Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1998
[1].Departemen Agama RI , Panduan Pengembangan Kurikulum,
Jakarta, MP3A, th, 2005 h.1
[2].Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta,
Rineka Cipta, Tt. 2004 h. 3
[3]. Op.cit , h.4
[4]. Fuaduddin, M.Ed & Sukama Karya, Pengembangan dan Inovasi
Kurikulum, Jakarta, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,
1998, h.5
[5]. Ibid
[6]. Ibid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar