TUGAS
UAS
FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM
1.
Jelaskan bagaimana pandangan Islam tentang hakikat manusia?
Penjelasan meliputi siapa manusia, tujuan penciptaanya, unsur-unsur bawaan
manusia, potensi, tugas, dan fungsi manusia dengan merujuk pada ayat-ayat
Alqur’an dan hadits dan pandangan
ulamamuslim.
Jawab
Siapa manusia:
Menurut konsep Islam, bahwa manusia itu adalah salah satu makhluk
Alloh SWT yang diciptakan dari intisari tanah dan berkembang dalam kandungan
ibu menurut evolusi mani, darah, daging dan tulang. Setelah masa empat bulan
perkembangan, dihembuskanlah ke dalamnya roh atau jiwa. Sebagaimana firman
Allah dalam Al-Quran Surat Nuh ayat 141; Surat Al-Mukminun ayat 12-16; dan Surat
Al-Sajdah ayat 7-9;serta hadits Nabi Muihammad SAW, yang berbunyi :
انّ احدكم يجمع خلقه في بطن امّه اربعين يوما نطفة ثم ّ يكون علقة مثل ذلك
ثمّ يكون مضغة مثل ذلك ثم ّ يرسل اليه الملك فينفخ فيه الرّوح - رواه البخاري ومسلم -
Artinya : “Kamu diciptakan dalam kandungan ibu empat puluh hari mani,selama itu pula gumpalan darah, dan selanjutnya selama itu pula gumpalan daging; kemudian dikirimkanlah malaikat dan ia hembuskan ke dalamnya roh… “(Al-Hadits).
Tujuan Diciptakannya manusia:
Setiap penciptaan pasti
memiliki tujuan. Robot diprogram untuk mematuhi setiap perintah
pembuatnya, begitu juga manusia yang diciptakan untuk beribadah mematuhi setiap
perintah-Nya dan menjahui semua larangan-Nya.
Seperti firman Allah dalam Al-Quran surat
Adz Dzaariat ayat 56.
وَمـَﺎﺨَلََقْـتُﺍُلْجِنَّ
وَٱﻹِْ ﻨﺲَ ﺇِﻵَ
ﻟِڍـَﻌْﺐۥدۥونِِ
“Dan tidak Ku-ciptakan jin dan manusia melainka
untuk menyembah kepada-Ku.”
Misi penciptaan manusia adalah untuk penyembahan
kepada sang pencipta, Allah SWT. Pengertian penghambaan kepada Allah tidak
boleh diartikan secara sempit dengan hanya membayangkan aspek ritual yang
tercermin dalam sholat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia kepada
hukum-hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi ini, baik yang
menyangkut hubungan vertical maupun horizontal.
Penyembahan manusia kepada Allah lebih
mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan
tatanan yang baik dan adil. Oleh karena itu penyembahan tersebut harus
dilakukan secara sukarela tanpa paksaan, hanya karena Allah (penyembahan yang
sempurna dari seorang manusia akan menjadikan dirinya sebagai khalifah di muka
bumi). Keseimbangan alam dapat terjaga dengan hukum-hukum alam yang kokoh.
Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan tegaknya hukum. Hukum
kemanusiaan yang telah Allah tekankan. Kekacauan kehidupan manusia tidak
sekedar akan menghancurkan tatanan kehidupan kemanusiaan mereka sendiri, tetapi
juga dapat menghancurkan bagian-bagian alam semesta yang lain.
وَمـَآٲَرْسَـلـْنـٰكَ
ٳِﻻﱠرَﺤْﻤَﺔً
ﻠِّﻠﻌَـٰﻠﻤِﻴﻥَ
“Dan tidaklah kami
mengutus kamu melainkan untuk menjadikan rahmat bagi semesta alam” (Al-Anbiya
107).
Unsur-unsur bawaan manusia:
Menurut konsep Islam, bahwa manusia itu adalah salah satu makhluk
Alloh SWT yang diciptakan dari intisari tanah dan berkembang dalam kandungan
ibu menurut evolusi mani, darah, daging dan tulang. Setelah masa empat bulan
perkembangan, dihembuskanlah ke dalamnya roh atau jiwa. Sebagaimana firman
Allah dalam Al-Quran Surat Nuh ayat 141; Surat Al-Mukminun ayat 12-16; dan
Surat Al-Sajdah ayat 7-9;serta hadits Nabi Muihammad SAW, yang berbunyi :
انّ احدكم يجمع خلقه في بطن امّه اربعين يوما نطفة ثم ّ يكون علقة مثل ذلك
ثمّ يكون مضغة مثل ذلك ثم ّ يرسل اليه الملك فينفخ فيه الرّوح - رواه البخاري ومسلم -
Artinya : “Kamu diciptakan dalam kandungan ibu empat puluh hari mani,selama itu pula gumpalan darah, dan selanjutnya selama itu pula gumpalan daging; kemudian dikirimkanlah malaikat dan ia hembuskan ke dalamnya roh… “(Al-Hadits).
Dengan demikian, manusia tersusun
atas dua unsur, yaitu unsur materi, yakni tubuh yang berasal dari intisari
tanah di alam materi (di bumi ini);dan unsur immateri, yakni jiwa yang berasal
dari alam immateri atau alam gaib. Tubuh akan kembali ke tanah dan jiwa akan
kembali ke alam gaib atau alam rohani.(Harun Nasution, 1983. hal.59-61) Lantas
apakah yang membuat janin hidup dan berkembang dalam kandungan ibu selama empat
bulan ?, menurut ibn Maskawaih seperti yang dikutip Harun Nasution: yang
membuat janin hidup dan berkembang adalah hayat yang terdapat dalam sperma dan
ovum, dengan demikian jiwa (ruh) bukanlah hayat.(Harun Nasution, Ibid hal. 62).
Jiwa itu sendiri mempunyai dua daya, yaitu daya fikir yang disebut akal dan
daya merasa yang disebut kalbu (mengenai daya berfikir dapat dibaca antara lain
pada QS. Al-Baqarah ayat 164; dan daya merasa dapat dibaca pada QS. Asy-Syu’ara
ayat 192-194, QS. Al-Hujurat ayat 7, dan QS. Al-Hajj ayat 46).
Adanya ketiga unsur manusia beserta alat-alatnya seperti telah tersebut di
atas menunjukkan bahwa penciptaan manusia benar-benar telah diperhitungkan
secara teliti, bukan suatu kebetulan. Karenanya manusia merupakan makhluk
pilihan (QS.20 : 122); dijadikan dalam bentuk sebaik-baiknya (QS. 95:4);
manusia dikaruniai pembawaan yang mulia dan bermartabat (QS.17:70);
dibandingkan dengan makhluk lain, manusia memiliki kapasitas intelegensia yang
paling tinggi (QS.2:31-33); manusia mempunyai kecenderungan dekap kepada Tuhan
dan sadar akan kehadiran-Nya jauh di dasar sanubarinya, penyimpangan dan
keingkaran kepada-Nya muncul ketika ia menyimpang dari fitrahnya
(QS.7:127;30;43); manusia memiliki kesadaran moral yang dapat membedakan baik
dan jahat melalui inspirasi fitri yang ada padanya (QS.61:7-8); segala bentuk
karunia duniawi diciptakan untuk kepentingan manusia, karenanya manusia berhak
memanfaatkannya dengan cara yang sah (QS. 2:29; 45:13); jiwa manusia tidak akan
pernah damai, kecuali dengan dzikir atau mengingat Allah (QS.13 28; 84:6);
setiap realitas yang tersembunyi akan dihadapkan kepada manusia setelah ia
meninggal dan selubung rohnya disingkapkan (QS.50:22); manusia diciptakan oleh
Allah dalam keadaan baik sejak awal (QS.30:30); manusia diberi kebebasan kemauan,
bebas untuk memilih tingkah lakunya sendiri (QS.18:29)
Potensi yang yang diberikankepada manusia:
Dalam
tafsirnya, Prof. Dr. Ahmad Mustafa Al-Maraghi menyatakan, bahwa Allah
memberikan kepada manusia lima hidayah sebagai modal hidup, yaitu:
a.
Pertama, gharizah (insting)
Dibandingkan
dengan manusia, ternyata ada hewan yang instingnya lebih hebat daripada
manusia. Misalkan, bebek ketika lahir langsung bisa berenang. Jadi, kalau kita
mengandalkan insting, maka kita kalah dengan hewan. Jadi, kita tidak bisa hanya
mengandalkan insting.
b.
Kedua, indera
Di dalam psikologi, ternyata indera itu
tidak hanya sebanyak lima, melainkan banyak. Antara lain ada indera
keseimbangan yang berada di lorong telinga, dan juga indera kinestetik yang
berada di persendian. Karena itulah, kita bisa duduk dan bisa berdiri karena
indera kinestetik kita bekerja. Kalau indera kinestetik ini tidak bekerja, maka
kita tidak bisa berdiri, tidak bisa berjalan, dan sebagainya. Karena itulah,
orang yang sedang pingsan, maka ia akan terjatuh, karena indera kinestetisnya
tidak bekerja. Dan masih banyak lagi.
Idera diperlukan. Tapi kalau hanya indera
saja yang diandalkan, maka kita kalah dengan binatang. Indera penglihatan tikus
dan elang lebih hebat dari kita. Indera penciuman anjing juga lebih hebat dari
manusia. Jadi, kita tidak bisa mengandalkan indera saja.
c.
Ketiga, akal
Bahwa hewan tidak diberikan akal oleh Allah. Tetapi di dalam ilmu psikologi
disebutkan, bahwa inteligensi hewan itu ada, namun sangat kecil dan sangat
rendah dibandingkan dengan manusia. Yang paling tinggi dan mendekati manusia
tingkat inteligensinya adalah simpanse. Di Ragunan, satu-satunya hewan yang
mempunyai meja makan, ada piringnya, dan juga ada kursinya adalah simpanse. Di
Jerman ada seorang dokter yang mempekerjakan simpanse untuk memberi kartu
kepada pasien-pasiennya yang datang. Di Perancis ada simpanse yang dipekerjakan
untuk memunguti telur-telur ayam pada suatu peternakan. Tapi apa yang bisa
dilakukan oleh simpanse itu tidaklah seperti apa yang bisa dilakukan oleh
manusia. Tapi dalam hal ini, simpanse lebih tinggi inteligensinya dibandingkan
dengan hewan yang lain.
Kalau kita mengandalkan akal pikiran, ternyata tidak semuanya bisa dijawab.
Misalkan ditanyakan, angka berapa yang paling kecil? Ada yang mengatakan 1, ada
juga yang mengatakan bahwa 0 lebih kecil dari 1. Kalau ditanyakan, lebih kecil
mana dibandingkan dengan -1, maka akan ada yang mengatakan bahwa -1 lebih kecil
dari 0. Jadi, minus berapakah yang paling kecil? Tenyata tidak terbatas. Akal kita
tidak mampu menjawab ini. Artinya, bahwa tidak segala-galanya akal manusia itu
mampu menyelesaikan masalah. Karena itulah, Allah memberikan kita hidayah yang
keempat, yaitu hati (qalb).
d. Keempat, hati (qalb).
Hati (qalb) yaitu sebuah institusi yang ada dalam diri manusia, namun kita
tidak tahu tempatnya di mana. Qalb inilah yang tak pernah membohongi manusia.
Karena itulah, orang beriman harus dengan hati, karena indera sering membohongi
manusia.
Kalau seseorang melakukan suatu keburukan ataupun kejahatan, mungkin bisa
disembunyikan dengan tingkah laku, tapi hati tak bisa dibohongi. Hati kita
pasti berkata, “Aku berbohong.” Hanya qalb yang merupakan institusi yang tak
pernah membohongi manusia.
Di jelaskan pula indikator suatu dosa itu dapat dilihat dari dua faktor:
pertama, membuat suatu rasa yang lain di dalam hati. Setelah melakukan suatu
dosa, kita pasti ada rasa yang lain, yaitu rasa bersalah di hati, karena hati
tak pernah membohongi manusia. Karena itulah, Allah senantiasa melihat qalb
manusia, bukanlah pada penampilannya. Rasulullah menyatakan:
“Allah tidak melihat mukamu, bukan melihat bentuk tubuhmu, tetapi yang
dilihat adalah hatimu”
Tidak ada yang tahu hati kita, meskipun sebenarnya pada kehidupan kita
biasanya kalau ada pohon yang rindang, maka akarnya itu kuat. Kalau ada orang
yang amal ibadahnya bagus, istiqamah, konsisten, maka pasti di dalamnya juga
bagus. Kalau kita konsisten melakukan amal ibadah, insya Allah iman yang
bersemi di dalam hati kita ini memang kuat. Di dalam Alquran disebutkan, bahwa
qalb itu adalah sesuatu yang bergerak. Disebut qalb yang itu adalah sesuatu
yang bergerak, karena qalb itu biasanya bolak-balik. Tetapi bagaimana caranya
agar qalb itu tidak bolak balik? Bagaimanakah caranya agar seperti kompas, di
mana saja selalu menunjuk ke utara? Bagaimanakah caranya agar hati itu terus
mu-allafun bil masajid? Bagaimanakah caranya agar hati itu selalu menghadap ke
kiblat? Bagaimanakah caranya agar hati itu selalu terpaut (terikat) dengan
masjid?
Qalb hanya dimiliki oleh manusia. Di dalam ilmu psikologi, perbedaan antara
manusia dengan hewan itu bukan hanya pada akalnya, tetapi juga pada beberapa
hal.
Pertama, bahwa manusia mempunyai kepekaan sosial, sedangkan hewan tidak
mempunyai kepekaan sosial. Munculnya kepekaan sosial itu karena ada hati
(perasaan) kita. Kalau ada orang yang tidak mempunyai kepekaan sosial terhadap
sesama manusia, berarti orang tersebut tidak mempunyai hati.
Kedua, manusia mempunyai usaha dan perjuangan, yang ini juga merupakan hal
yang membdakan manusia dengan hewan. Dari dulu, sarang yang dibuat oleh hewan
itu selalu sama seperti itu saja bentuknya. Sedangkan manusia selalu terjadi
perkembangan. Dahulunya manusia mungkin bertempat tinggal di gua, kemudian
berkembang dengan membuat rumah di pohon, kemudian berkembang lagi dengan
membuat rumah ataupun tempat tinggal yang nyaman lagi hingga seperti sekarang.
Bahkan mungkin suatu saat nanti mungkin saja manusia akan tinggal di bulan
ataupun ruang angkasa.
e.
Kelima, agama (ad-din)
Kalau hanya hati saja, maka keatika dia merasa kasihan terhadap orang lain,
bisa jadi semua hartanya diberikan kepada orang tersebut. Tetapi agama
mengatakan, bahwa memberi sumbangan itu ada batas-batasnya, tidak boleh terlalu
boros, juga tidak boleh terlalu kikir, melainkan berada di tengah-tengahnya.
Agama lah yang mengatur demikian. Maka manusia diberi hidayah yang ke lima,
yaitu hidayatul adyan (hidayah agama). Agama lah yang menjadi wasit (hakim).
Dalam hal ini, Alquran merupakan pedoman bagi umat manusia. Kalau Alquran
tidak difungsikan, maka dia tidak berbicara dan tidak bermakna apa-apa. Sama
halnya dengan alat-alat elektronik yang terdapat buku panduan (manual) nya,
yang jika kita mengikuti aturan di dalam buku panduannya, maka insya Allah
barang-barang elektronik kita akan awet. Yang paling tahu mengenai alat-alat
elektronik tersebut adalah pabriknya. Begitu juga dengan manusia, lahir
mengarungi kehidupan di dunia ini menjaid khalifah disertakan dengan manual
(buku petunjuk). Buku petunjuknya adalah Alquran. Sepanjang kita mengikuti
aturan-aturan di dalamnya, maka kehidupan kita takkan tersesat. Yang paling
mengetahui bahwa kehidupan manusia takkan tersesat adalah penciptanya, yaitu
Allah.
Persoalannya, kita tidak mungkin memahami semua makna Alquran. Karena
itulah, ada usaha yang bisa kita lakukan seperti dengan mengikuti pengajian.
Kalau kita mau belajar sendiri, kadang-kadang kita tidak bisa sepenuhnya untuk
memahami isi Alquran. Alquran menjadi wasit (hakim), pedoman hidup, sehingga
bisa membahagiakan kehidupan dunia dan akhirat.
Tugas dan fungsi
Manusia:
Allah SWT menciptakan
manusia sebagai makhluk sempurna yang memiliki
fungsi sebagai khalifah di bumi. Khalifah artinya seseorang yang
dijadikan pengganti atau sesesorang yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai
pengatur atau wakil Allah SWT.
Namun demikian, tugas
khalifah tidak hanya bertumpu pada yang bersifatbintelektual belaka, tetapi
juga moral. Kekuasaan manusia di muka bumi tidak mutlak, karena dibatasi oleh
hukum-hukum Allah SWT yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan-Nya.
Fungsi manusia sebagai kholifah
yaitu :
a. Menjadi pemimpin, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang orang lain dalam
upaya mencari ridha Allah SWT.
b. Memelihara, memakmurkan, melestarikan alam, mengambil manfaatnya, menggali,
mengelola alam demi terwujudnya dan kesejahteraan segenap umat manusia.
2. Bagaimana implikasi pandangan islam tentang manusia tersebut terhadap
pendidikan? Penjelasan mencakup makna pendidikan, tujuan pendidikan, kurikulum
dan metode pendidikan, lingkungan pendidikan, kewajiban belajar mengajar dalam
perspektif Islam.
Jawab
Implikasi pandangan
Islam tentang manusia dalam makna pendidikan:
Dalam memahami manusia tentu harus dipedomani dengan pandangan islam
sebagai tolak ukur yang mendasar untuk mengetahui sesungguhnya apa hakikat
manusia. Dalam pandangan Islam manusia tercipta dari dua unsur yaitu unsur
materi dan non materi. Dari pengertiannya bahwa dimensi materi bermakna manusia
adalah al-jism dan dimensi non-materi bermakna al-ruh.
Dimensi materi memerlukan pendidikan yang berguna untuk
mengembangkan potensi yang sudah terlahir, pembinaan dan pengembangan potensi
yang dimiliki manusia berfungsi untuk menunjukkan bahwa manusia layak menjadi
khalifah dimuka bumi ini. Perkembangan jaman yang terus-menerus semakin
menunjukkan perkembangannya, harus diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang
relevan guna untuk memberikan keseimbangan antara alam dengan manusia.
Pendidikan merupakan suatu proses
pemberi bantuan kemudahan atau bimbingan bagi seorang anak manusia untuk
mengenali dan meneguhkan kembali syahadah primordialnya kepada Allah swt.
Dalam pengertian ini, mengenali berarti menyadarkan manusia untuk mengetahui
bahwa ia akan kembali kehadapan Allah, dan ia harus mempertanggungjawabkan
segala bentuk perbuatannya kepada Allah swt.
Didalam Surah Al Hujurat memberikan isyarat yang kuat
akan makna pendidikan yang bukan hanya mementingkan kekuatan intelektual,
melainkan kekuatan etika. Ketika etika itu menghilang dari diri seseorang, maka
kekuatan intelektual seakan tidak nampak aplikasinya. Selain makna
pendidikan dalam surah al hujurat di atas, makna pendidikan lainnya adalah
pendidikan rabbani (theology=theis dan logos).
Pendidikan rabbani (theology) ini adalah
sifatnya teguran, hidayah, dan humanitas (kemanuusiaan). Pertama,
Bersifat teguran karena beberapa ayat menggambarkan adanya campur tangan Tuhan
dalam hal sosial masyarakat Quraysh, terkhusus yang berhubungan dengan
kehidupan Rasul. Kedua, bersifat hidayah atau petunjuk. Pula beberapa
ayat menggambarkan petunjuk tuhan dalam mengatasi berbagai problematika
kehidupan seperti disintregrasi dan keberagaman. Ketiga, bersifat
humanitas (kemanusiaan), ayat-ayat yang memberi isyarat kuat akan keharusan
menjaga hubungan antar sesama manusia, allah memberi statemen, boleh jadi orang
lain lebih baik dari diri kita pribadi, serta keharusan menjaga hak-hak sesama
manusia, seperti rahasia dan kepribadiannya. Pendidikan rabbani ini senangtiasa
mengandung unsur etika. Sebab etika akan menggambarkan kepedulian manusia dalam
mengamalkan ajaran-ajaran Allah (al rabb).
Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy Al-
Syaebani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam hidup
pribadinya atau hidup kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar
melalui proses kependidikan.
Implikasi pandangan
Islam tentang manusia dalam tujuan pendidikan: Sebagai
aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka
pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar dan tujuan yang dijadikan landasan
kerja. Dengan dasar dan tujuan ini akan memeberikan arah bagi pelaksanaan
pendidikan yang telah diprogramkan.
Dalam konteks ini, dasar dan tujuan yang menjadi acuan pendidikan
Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang
menghantarkan peserta didik kearah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu,
dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan hadist (Sunnah
Rasulullah).
Dalam pendidikan Islam, Sunah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu :
- Menjelaskan system pendidikan Islam yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat
didalamnya.
- Menyimpulkan metode pendidikan dari
kehidupan Rasullullah bersama sahabat.
Secara
lebih luas, dasar pendidikan Islam menurut Sa’Id Ismail Ali sebagaimana dikutip
langgulung terdiri dari 6 macam, yaitu; Al-Qur’an, sunnah,qaul al-shahabat,
masail al mursalah.’urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual Islam
Dalam
Islam hakikat manusia adalah makhluq ciptaan Allah. Sedang menurut tujuan umum
pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut
Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada
Allah.Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah
(adz-Dzrariyat:56). Imam Al-Gazali (w.1111 M) sebagaimana disimpulkan oleh
Fathiyah Hasan Sulaiman, pada dasarnya mengemukakan dua tujuan pokok pendidikan
Islam:
v Untuk mencapai kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada
Tuhan.
v Untuk mencapai kesempurnaan hidup manusia dalam menjalani hidup dan
penghidupannya guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Mengutip Sayyid
Quth, bahwa sessunnguhnya tujuan pendidikan adalah untuk mewujudkan manusia
yang yang baik (al-insan al-shalih) yang sudah pasti bersifat universal dan
sudah pasti di akui semua orang dan semua aliran tanpa memperosalkan di mana
pun negerinya dan apapun agamanya. Banyak sekali sebetulnya apa yang
dikemukakanoleh para ahli muslim tapi kesemuanya pada esensinya sama dengan di
atas. Selain itu bahwa pendidikan itu juga untuk menyempurnakan akhlaq manusia.
Implikasi pandangan Islam tentang manusia dalam kurikulum dan metode pendidikan:
Salah satu komponen operasional pendidikan islam sebagai
suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan islam ialah semua bahan pelajaran
yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem institusional
pendidikan. Materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah kurikulum.
Menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pembelajaran
atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern adalah semua yang secara
nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan modern berpendapat
bahwa semua pengalaman belajar itulah kurikulum.
Kurikulum berasala dari bahasa latin “Curriculum” dan terdapat pula
dalam bahasa prancis “courir” artinya “to run” artinya berlari. Istilah ini
digunakan untuk sejumlah courses atau mata pelajaran yang harusc ditempuh untuk
mencapai gelar atau ijazah. Secara tradisional kurikulum diartikan sebagai mata
pelajaran yang diajarkan disekolah.
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata-kata “manhaj”
yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak
didikanya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.
William B. Ragan, sebagai dikutip S. Nasution, berpendapat bahwa
kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan disekolah. S. Nasution
menyatakan, ada beberapa penafsiran lain tentang kurikulum. Diantaranya :
pertama, kurikulum sebagai produk (sebagai hasil pengambangan kurikulum),
kedua, sebagai program( alat yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan),
ketiga , kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh siswa
(sikap, keterampilan tertentu), dan keempat, kurikulum sebagai pengalaman
siswa.
Pendidikan islam dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan
pengajaran islam dapat diterima oleh objek pendidikan harus menggunakan
beberapa metode dan pendekatan. Keberhasilan atau kegagalan
guru dalam menjalankan proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh
kecakapannya dalam memilih dan menggunakan metode belajar. Sering dijumpai
seorang guru memiliki pengetahuan luas terhadap materi yang akan diajarkan,
namun tidak berhasil dalam mengajar. Salah satu faktor penyebabnya adalah
kurangnya penguasaan metode mengajar. Di sinilah, terlihat betapa pentingnya
metode mengajar bagi seorang guru.
Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat
untuk menghantarkan kegiatan kependidikannya kearah tujuan yang dicita-citakan.
bagaimana baik dan sempurnanya kurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan
berarti apa-apa, manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam
mentransformasikannya kepada peserta didik .
Secara literal metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari
dua kata, yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Jadi
metode berarti jalan yang dilalui, sebagai dikutip oleh Mohammad Noor Syam
secara teknis menerangkan bahwa metode adalah :
v Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
v Suatu teknik mengetahui ynag dipakai dalam proses mencari ilmu
pengetahuan dari suatu materi tertentu.
v Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.
Sementara Al-Syaebany, menjelaskan bahwa metode pendidikan adalah
segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangaka
memberikan pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri perkembangan peserta
didiknya, dan suasana alam sekitar untuk mencapai proses belajar yang
diinginkan.
Asas – asas umum metode pendidikan Islam
Secara umum asas-asas metode pemdidikan Islam itu menurut
Al-Syaebany adalah:
Ø Asas Agama, yaitu prinsip, asas dan fakta umu yang diambil dari
sumber asasi ajaran Islam, yakni Al-Quran dan sunnah.
Ø Asas biologis, yaitu dasar yang mempertimbangkan kebutuhan jasmani
dan tingkat perkembangan usia peserta didik.
Ø Asas Psikologis, yaitu Prinsip yang lahir diatas pertimbangan
kekuatan psikologis seperti motivasi, kebutuhan, emosi, minat, sikap,
keinginan, kesedihan, bakat dan kecakapan.
Ø Asas Sosial, yaitu asas yang bersumber dari kehidupan sosial
manusia seperti tradisi, kebutuhan, harapan dan tuntutan yang senantiasa maju
dan berkembang.
Sementara dari sudut pandang pelaksanaannya, asas – asas metode
pendidikan Islam dapat diformulasikan kepada :
·
Asas
Motivasi
·
Asas
Aktifitas
·
Asas Minat
·
Asas
Apersepsi
·
Asas
Peragaan
·
Asas
ketauladanan
·
Asas
ulangan
·
Asas
Korelasi
·
Asas Pembiasaan
·
Asas
Kosentrasi
·
Asas
Individualisasi
·
Asas
Globalisasi
·
Asas
Sosialisasi
·
Asas Evaluasi
·
Asas Kebebasan
·
Asas Lingkungan
Karakteristik
Metode Pendidikan Islam
Diantara karakteristik metode pendidikan Islam adalah:
· Keseluruhan proses penerapan metode pendidikan Islam, mulai dari
pembentukannya, penggunaannya, sampai pada pengembangannya.
· Metode pendidikan Islam bersifat luwes dan fleksibel
· Metode pendidikan Islam selalu berusaha menyeimbangkan antara teori
dan praktek.
· Dari segi pendidik, Metode pendidikan Islam lebih menekankan
keteladanan dan kebebasan pendidik
· Metode pendidikan Islam dalam penerapannya berupaya menciptakan
situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya interaksi edukatif yang
kondusif
· Metode pendidikan Islam merupakan usaha untuk memudahkan proses
pengajaran dan tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
Dalam konteks itu, An-Nahlawi, mengemukakan beberapa metode yang
paling penting dalam pendidikan Islam yaitu ;
Metode Hiwar
(Percakapan) Qur’ani dan Nabawi
Mendidik dengan
Kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi
Mendidik dengan
amsal(Perumpamaan)
Mendidik dengan
memberi tauladan
Mendidik dengan
pembiasaan dan pengalaman
Mendidik dengan
mengambil Ibrah (Pelajaran) dan muaidhah (Peringatan)
Mendidik dengan
targhib (Membuat senang) dan tarhib (Membuat takut)
Pendapat lain yang lebih diarahkan kepada penggunaan metode
pendidikan Islam secara formal adalah sebagaimana yang dikemukakan Al-Syaebany,
yaitu:
Ø Metode indiksi (pengambilan kesimpulan) - Metode Perbandingan
Ø Metode Kuliah-Metode Halaqah
Ø Metode Dialog dan perbincangan - Metode Riwayat
Ø Metode Mendengar - Metode Membaca
Ø Metode Imla’ - Metode Hafalan
Ø Metode Pemahaman
Implikasi pandangan
Islam tentang manusia dalam lingkungan
pendidikan:
Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan
tempat berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan
sosial. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan
yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di
lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain. Selain itu manusia
mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Keluarga
adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia.
Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan komunikasi dan
sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya.
Di keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap
maupun kepribadiannya. Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan
yang pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar
kepribadian anak. Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw
dalam sabdanya yang berbunyi:
كلّ مولودٍ يولد على الفطرة وانّما ابواه يمجّسا نه او يهـوّ دانه او
ينصّرانه
Artinya: “Setiap
anak dilahirkan atas dasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang
menjadikan dia Majusi, Yahudi dan Nasrani”
Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang
peranan penting dalam membentuk kepribadian anak didik. Anak dilahirkan dalam
keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya. Dalam hal ini Allah berfirman:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã
Artinya
: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
siksa api neraka…..(at-Tahrim:6)
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik
anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada kedua orang
tua yang kelak akan diminta pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.
Keluarga dalam
perspektif pendidikan Islam memiliki tempat yang sangat strategis dalam
pengembangan kepribadian hidup seseorang. Baik buruknya kepribadian seseorang
akan sangat tergantung pada baik buruknya pelaksanaan pendidikan Islam di
keluarga. Pendidikan
keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:
§ Pendidikan prenatal (pendidikan dalam
kandungan)
§ Pendidikan postnatal (pendidikan setelah
lahir)
Dasar tanggung jawab keluarga terhadap
pendidikan meliputi:
§ Motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan
orangtua dengan anaknya.
§ Motivasi kewajiban moral orangtua terhadap
anak.
§ Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari
keluarga.
2.
Lingkungan sekolah.
Sekolah
adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga, karena semakin
besar kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya sebagian
kepada lembaga sekolah. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam
mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak
menganai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk
memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam keluarga. Oleh karena itu sudah
sepantasnyalah orang tua menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada
sekolah. Tugas
guru dan pemimpin sekolah di samping memberikan ilmu pengetahuan-pengatahuan,
keterampilan, juga mendidik anak beragama.
Disinilah
sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dann
pengajaran kepada anak didik. Pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah haruslah merupakan kelanjutan,
setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga.
Sekolah telah membina anak tentang keceerdasan, sikap, minat, dan lain
sebagainya dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak mentaatinya.
Lingkungan
yang positif adalah terhadap pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah
yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama
ini. Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk
gemar beramal, justru menjadikan anak jumud, picik, berwawasan sempit. Sifat
dan sikap ini menghambat pertumbuhan anak. Lingkungan sekolah yang negatif
terhadap pendidikan agama yaitu lingkungan sekolah berusaha keras meniadakan
kepercayaan agama di kalangan anak didik.
3.
Lingkungan Masyarakat.
Lembaga pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang
ketiga sesudah keluarga dan sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak
didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang baik
pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat maupun
pembetukan kesusilaan dan keagamaan.
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini bisa dikatakan
pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak
sadar olehh masyarakat. Dan anak didik secara sadar atau tidak telah mendidik
dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri, mempertebal
keimanan serta keyakinan dan keagamaan di dalam masyarakat.
Ada 5 pranata sosial (social
institutions) yang terdapat di dalam lingkungan sosial yaitu:
§ Pranata pendidikan. Bertugas dalam upaya
sosialisasi
§ Pranata ekonomi. Bertugas mengatur upaya
pemenuhan kemakmuran
§ Pranata politik. Bertugas menciptakan
integritas dan stabilitas masyarakat
§ Pranata teknologi. Bertugas menciptakan
teknik untuk mempermudah manusia
§ Pranata moral dan etika. Bertugas mengurusi
nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat
Implikasi pandangan
Islam tentang manusia dalam kewajiban belajar mengajar:
Dalam memahami manusia tentu harus
dipedomani dengan pandangan islam sebagai tolak ukur yang mendasar untuk
mengetahui sesungguhnya apa hakikat manusia. Dalam pandangan Islam manusia
tercipta dari dua unsur yaitu unsur materi dan non materi. Dari pengertiannya
bahwa dimensi materi bermakna manusia adalah al-jism dan dimensi non-materi
bermakna al-ruh.
Dimensi materi memerlukan pendidikan
yang berguna untuk mengembangkan potensi yang sudah terlahir, pembinaan dan
pengembangan potensi yang dimiliki manusia berfungsi untuk menunjukkan bahwa
manusia layak menjadi khalifah dimuka bumi ini. Perkembangan jaman yang
terus-menerus semakin menunjukkan perkembangannya, harus diimbangi dengan ilmu
pengetahuan yang relevan guna untuk memberikan keseimbangan antara alam dengan
manusia.
Namun manusia tidak pula begitu saja mampu
menelan mentah-mentah apa yang dia lihat, kecuali belajar dengan megerahkan
segala tenaga yang dia miliki untuk dapat memahami tanda-tanda yang ada dalam
kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah mengetahui wajib mengajarkan
ilmunya agar fungsi kekhalifahan manusia tidak terhenti pada satu masa saja,
Dan semua itu sudah diatur oleh Allah SWT. Menuntut ilmu merupakan kewajiban
dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran.
Tanpa ilmu manusia tidak akan mampu merubah suatu peradaban. Bahkan dirinyapun
tidak bisa menjadi lebih baik. Kemajuan peradaban manusia dewasa
ini tak bisa dilepaskan dari kemajuan ilmu pengetahuan yang menjadi warisan
terbesar dari proses pendidikan yang terjadi.
Proses pendidikan itu dapat
dikatakan berlangsung dalam semua lingkungan pengalaman hidup manusia mulai
dari lingkup terkecil seperti keluarga, sekolah sampai kepada masyarakat luas.
Inilah menjadi kewajiban manusia untuk selalu melakukan proses belajar mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar