Alamat : PP MATHLA'UL FALAH Jl. Jaro Salim No.415 Sindang Anom Sekampung Udik Lampung Timur Hp.081369704578

Minggu, 07 April 2013

Tugas UAS Istri di Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung

TUGAS UAS
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

1.        Jelaskan bagaimana pandangan Islam tentang hakikat manusia? Penjelasan meliputi siapa manusia, tujuan penciptaanya, unsur-unsur bawaan manusia, potensi, tugas, dan fungsi manusia dengan merujuk pada ayat-ayat Alqur’an dan hadits  dan pandangan ulamamuslim.
Jawab
Siapa manusia:
Menurut konsep Islam, bahwa manusia itu adalah salah satu makhluk Alloh SWT yang diciptakan dari intisari tanah dan berkembang dalam kandungan ibu menurut evolusi mani, darah, daging dan tulang. Setelah masa empat bulan perkembangan, dihembuskanlah ke dalamnya roh atau jiwa. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surat Nuh ayat 141; Surat Al-Mukminun ayat 12-16; dan Surat Al-Sajdah ayat 7-9;serta hadits Nabi Muihammad SAW, yang berbunyi :

انّ احدكم يجمع خلقه في بطن امّه اربعين يوما نطفة ثم ّ يكون علقة مثل ذلك
ثمّ يكون مضغة مثل ذلك ثم ّ يرسل اليه الملك فينفخ فيه الرّوح - رواه البخاري ومسلم -

Artinya : “Kamu diciptakan dalam kandungan ibu empat puluh hari mani,selama itu pula gumpalan darah, dan selanjutnya selama itu pula gumpalan daging; kemudian dikirimkanlah malaikat dan ia hembuskan ke dalamnya roh… “(Al-Hadits).
Tujuan Diciptakannya manusia:
Setiap penciptaan pasti memiliki tujuan. Robot diprogram untuk mematuhi setiap perintah pembuatnya, begitu juga manusia yang diciptakan untuk beribadah mematuhi setiap perintah-Nya dan menjahui semua larangan-Nya.
 Seperti firman Allah dalam Al-Quran surat Adz Dzaariat ayat 56.
 وَمـَﺎﺨَلََقْـتُﺍُلْجِنَّ وَٱﻹِْ ﻨﺲَ ﺇِﻵَ ﻟِڍـَﻌْﺐۥدۥونِِ                              
“Dan tidak Ku-ciptakan jin dan manusia melainka untuk menyembah kepada-Ku.”
Misi penciptaan manusia adalah untuk penyembahan kepada sang pencipta, Allah SWT. Pengertian penghambaan kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam sholat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia kepada hukum-hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi ini, baik yang menyangkut hubungan vertical maupun horizontal.
Penyembahan manusia kepada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang baik dan adil. Oleh karena itu penyembahan tersebut harus dilakukan secara sukarela tanpa paksaan, hanya karena Allah (penyembahan yang sempurna dari seorang manusia akan menjadikan dirinya sebagai khalifah di muka bumi). Keseimbangan alam dapat terjaga dengan hukum-hukum alam yang kokoh. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan tegaknya hukum. Hukum kemanusiaan yang telah Allah tekankan. Kekacauan kehidupan manusia tidak sekedar akan menghancurkan tatanan kehidupan kemanusiaan mereka sendiri, tetapi juga dapat menghancurkan bagian-bagian alam semesta yang lain.
وَمـَآٲَرْسَـلـْنـٰكَ ٳِﻻﱠرَﺤْﻤَﺔً ﻠِّﻠﻌَـٰﻠﻤِﻴﻥَ                                      
Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk menjadikan rahmat bagi semesta alam” (Al-Anbiya 107).

Unsur-unsur bawaan manusia:
Menurut konsep Islam, bahwa manusia itu adalah salah satu makhluk Alloh SWT yang diciptakan dari intisari tanah dan berkembang dalam kandungan ibu menurut evolusi mani, darah, daging dan tulang. Setelah masa empat bulan perkembangan, dihembuskanlah ke dalamnya roh atau jiwa. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surat Nuh ayat 141; Surat Al-Mukminun ayat 12-16; dan Surat Al-Sajdah ayat 7-9;serta hadits Nabi Muihammad SAW, yang berbunyi :

انّ احدكم يجمع خلقه في بطن امّه اربعين يوما نطفة ثم ّ يكون علقة مثل ذلك
ثمّ يكون مضغة مثل ذلك ثم ّ يرسل اليه الملك فينفخ فيه الرّوح - رواه البخاري ومسلم -

Artinya : “Kamu diciptakan dalam kandungan ibu empat puluh hari mani,selama itu pula gumpalan darah, dan selanjutnya selama itu pula gumpalan daging; kemudian dikirimkanlah malaikat dan ia hembuskan ke dalamnya roh… “(Al-Hadits).
  Dengan demikian, manusia tersusun atas dua unsur, yaitu unsur materi, yakni tubuh yang berasal dari intisari tanah di alam materi (di bumi ini);dan unsur immateri, yakni jiwa yang berasal dari alam immateri atau alam gaib. Tubuh akan kembali ke tanah dan jiwa akan kembali ke alam gaib atau alam rohani.(Harun Nasution, 1983. hal.59-61) Lantas apakah yang membuat janin hidup dan berkembang dalam kandungan ibu selama empat bulan ?, menurut ibn Maskawaih seperti yang dikutip Harun Nasution: yang membuat janin hidup dan berkembang adalah hayat yang terdapat dalam sperma dan ovum, dengan demikian jiwa (ruh) bukanlah hayat.(Harun Nasution, Ibid hal. 62).
Jiwa itu sendiri mempunyai dua daya, yaitu daya fikir yang disebut akal dan daya merasa yang disebut kalbu (mengenai daya berfikir dapat dibaca antara lain pada QS. Al-Baqarah ayat 164; dan daya merasa dapat dibaca pada QS. Asy-Syu’ara ayat 192-194, QS. Al-Hujurat ayat 7, dan QS. Al-Hajj ayat 46).
Adanya ketiga unsur manusia beserta alat-alatnya seperti telah tersebut di atas menunjukkan bahwa penciptaan manusia benar-benar telah diperhitungkan secara teliti, bukan suatu kebetulan. Karenanya manusia merupakan makhluk pilihan (QS.20 : 122); dijadikan dalam bentuk sebaik-baiknya (QS. 95:4); manusia dikaruniai pembawaan yang mulia dan bermartabat (QS.17:70); dibandingkan dengan makhluk lain, manusia memiliki kapasitas intelegensia yang paling tinggi (QS.2:31-33); manusia mempunyai kecenderungan dekap kepada Tuhan dan sadar akan kehadiran-Nya jauh di dasar sanubarinya, penyimpangan dan keingkaran kepada-Nya muncul ketika ia menyimpang dari fitrahnya (QS.7:127;30;43); manusia memiliki kesadaran moral yang dapat membedakan baik dan jahat melalui inspirasi fitri yang ada padanya (QS.61:7-8); segala bentuk karunia duniawi diciptakan untuk kepentingan manusia, karenanya manusia berhak memanfaatkannya dengan cara yang sah (QS. 2:29; 45:13); jiwa manusia tidak akan pernah damai, kecuali dengan dzikir atau mengingat Allah (QS.13 28; 84:6); setiap realitas yang tersembunyi akan dihadapkan kepada manusia setelah ia meninggal dan selubung rohnya disingkapkan (QS.50:22); manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan baik sejak awal (QS.30:30); manusia diberi kebebasan kemauan, bebas untuk memilih tingkah lakunya sendiri (QS.18:29)
Potensi yang yang diberikankepada manusia:
Dalam tafsirnya, Prof. Dr. Ahmad Mustafa Al-Maraghi menyatakan, bahwa Allah memberikan kepada manusia lima hidayah sebagai modal hidup, yaitu:
a.       Pertama, gharizah (insting)
Dibandingkan dengan manusia, ternyata ada hewan yang instingnya lebih hebat daripada manusia. Misalkan, bebek ketika lahir langsung bisa berenang. Jadi, kalau kita mengandalkan insting, maka kita kalah dengan hewan. Jadi, kita tidak bisa hanya mengandalkan insting.
b.      Kedua, indera
Di dalam psikologi, ternyata indera itu tidak hanya sebanyak lima, melainkan banyak. Antara lain ada indera keseimbangan yang berada di lorong telinga, dan juga indera kinestetik yang berada di persendian. Karena itulah, kita bisa duduk dan bisa berdiri karena indera kinestetik kita bekerja. Kalau indera kinestetik ini tidak bekerja, maka kita tidak bisa berdiri, tidak bisa berjalan, dan sebagainya. Karena itulah, orang yang sedang pingsan, maka ia akan terjatuh, karena indera kinestetisnya tidak bekerja. Dan masih banyak lagi.
Idera diperlukan. Tapi kalau hanya indera saja yang diandalkan, maka kita kalah dengan binatang. Indera penglihatan tikus dan elang lebih hebat dari kita. Indera penciuman anjing juga lebih hebat dari manusia. Jadi, kita tidak bisa mengandalkan indera saja.
c.       Ketiga, akal
Bahwa hewan tidak diberikan akal oleh Allah. Tetapi di dalam ilmu psikologi disebutkan, bahwa inteligensi hewan itu ada, namun sangat kecil dan sangat rendah dibandingkan dengan manusia. Yang paling tinggi dan mendekati manusia tingkat inteligensinya adalah simpanse. Di Ragunan, satu-satunya hewan yang mempunyai meja makan, ada piringnya, dan juga ada kursinya adalah simpanse. Di Jerman ada seorang dokter yang mempekerjakan simpanse untuk memberi kartu kepada pasien-pasiennya yang datang. Di Perancis ada simpanse yang dipekerjakan untuk memunguti telur-telur ayam pada suatu peternakan. Tapi apa yang bisa dilakukan oleh simpanse itu tidaklah seperti apa yang bisa dilakukan oleh manusia. Tapi dalam hal ini, simpanse lebih tinggi inteligensinya dibandingkan dengan hewan yang lain.
Kalau kita mengandalkan akal pikiran, ternyata tidak semuanya bisa dijawab. Misalkan ditanyakan, angka berapa yang paling kecil? Ada yang mengatakan 1, ada juga yang mengatakan bahwa 0 lebih kecil dari 1. Kalau ditanyakan, lebih kecil mana dibandingkan dengan -1, maka akan ada yang mengatakan bahwa -1 lebih kecil dari 0. Jadi, minus berapakah yang paling kecil? Tenyata tidak terbatas. Akal kita tidak mampu menjawab ini. Artinya, bahwa tidak segala-galanya akal manusia itu mampu menyelesaikan masalah. Karena itulah, Allah memberikan kita hidayah yang keempat, yaitu hati (qalb).

d.      Keempat, hati (qalb).
Hati (qalb) yaitu sebuah institusi yang ada dalam diri manusia, namun kita tidak tahu tempatnya di mana. Qalb inilah yang tak pernah membohongi manusia. Karena itulah, orang beriman harus dengan hati, karena indera sering membohongi manusia.
Kalau seseorang melakukan suatu keburukan ataupun kejahatan, mungkin bisa disembunyikan dengan tingkah laku, tapi hati tak bisa dibohongi. Hati kita pasti berkata, “Aku berbohong.” Hanya qalb yang merupakan institusi yang tak pernah membohongi manusia.
Di jelaskan pula indikator suatu dosa itu dapat dilihat dari dua faktor: pertama, membuat suatu rasa yang lain di dalam hati. Setelah melakukan suatu dosa, kita pasti ada rasa yang lain, yaitu rasa bersalah di hati, karena hati tak pernah membohongi manusia. Karena itulah, Allah senantiasa melihat qalb manusia, bukanlah pada penampilannya. Rasulullah menyatakan:
“Allah tidak melihat mukamu, bukan melihat bentuk tubuhmu, tetapi yang dilihat adalah hatimu”
Tidak ada yang tahu hati kita, meskipun sebenarnya pada kehidupan kita biasanya kalau ada pohon yang rindang, maka akarnya itu kuat. Kalau ada orang yang amal ibadahnya bagus, istiqamah, konsisten, maka pasti di dalamnya juga bagus. Kalau kita konsisten melakukan amal ibadah, insya Allah iman yang bersemi di dalam hati kita ini memang kuat. Di dalam Alquran disebutkan, bahwa qalb itu adalah sesuatu yang bergerak. Disebut qalb yang itu adalah sesuatu yang bergerak, karena qalb itu biasanya bolak-balik. Tetapi bagaimana caranya agar qalb itu tidak bolak balik? Bagaimanakah caranya agar seperti kompas, di mana saja selalu menunjuk ke utara? Bagaimanakah caranya agar hati itu terus mu-allafun bil masajid? Bagaimanakah caranya agar hati itu selalu menghadap ke kiblat? Bagaimanakah caranya agar hati itu selalu terpaut (terikat) dengan masjid?
Qalb hanya dimiliki oleh manusia. Di dalam ilmu psikologi, perbedaan antara manusia dengan hewan itu bukan hanya pada akalnya, tetapi juga pada beberapa hal.
Pertama, bahwa manusia mempunyai kepekaan sosial, sedangkan hewan tidak mempunyai kepekaan sosial. Munculnya kepekaan sosial itu karena ada hati (perasaan) kita. Kalau ada orang yang tidak mempunyai kepekaan sosial terhadap sesama manusia, berarti orang tersebut tidak mempunyai hati.
Kedua, manusia mempunyai usaha dan perjuangan, yang ini juga merupakan hal yang membdakan manusia dengan hewan. Dari dulu, sarang yang dibuat oleh hewan itu selalu sama seperti itu saja bentuknya. Sedangkan manusia selalu terjadi perkembangan. Dahulunya manusia mungkin bertempat tinggal di gua, kemudian berkembang dengan membuat rumah di pohon, kemudian berkembang lagi dengan membuat rumah ataupun tempat tinggal yang nyaman lagi hingga seperti sekarang. Bahkan mungkin suatu saat nanti mungkin saja manusia akan tinggal di bulan ataupun ruang angkasa.

e.       Kelima, agama (ad-din)
Kalau hanya hati saja, maka keatika dia merasa kasihan terhadap orang lain, bisa jadi semua hartanya diberikan kepada orang tersebut. Tetapi agama mengatakan, bahwa memberi sumbangan itu ada batas-batasnya, tidak boleh terlalu boros, juga tidak boleh terlalu kikir, melainkan berada di tengah-tengahnya. Agama lah yang mengatur demikian. Maka manusia diberi hidayah yang ke lima, yaitu hidayatul adyan (hidayah agama). Agama lah yang menjadi wasit (hakim).
Dalam hal ini, Alquran merupakan pedoman bagi umat manusia. Kalau Alquran tidak difungsikan, maka dia tidak berbicara dan tidak bermakna apa-apa. Sama halnya dengan alat-alat elektronik yang terdapat buku panduan (manual) nya, yang jika kita mengikuti aturan di dalam buku panduannya, maka insya Allah barang-barang elektronik kita akan awet. Yang paling tahu mengenai alat-alat elektronik tersebut adalah pabriknya. Begitu juga dengan manusia, lahir mengarungi kehidupan di dunia ini menjaid khalifah disertakan dengan manual (buku petunjuk). Buku petunjuknya adalah Alquran. Sepanjang kita mengikuti aturan-aturan di dalamnya, maka kehidupan kita takkan tersesat. Yang paling mengetahui bahwa kehidupan manusia takkan tersesat adalah penciptanya, yaitu Allah.
Persoalannya, kita tidak mungkin memahami semua makna Alquran. Karena itulah, ada usaha yang bisa kita lakukan seperti dengan mengikuti pengajian. Kalau kita mau belajar sendiri, kadang-kadang kita tidak bisa sepenuhnya untuk memahami isi Alquran. Alquran menjadi wasit (hakim), pedoman hidup, sehingga bisa membahagiakan kehidupan dunia dan akhirat.
Tugas dan fungsi Manusia:
 Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk sempurna yang memiliki  fungsi sebagai khalifah di bumi. Khalifah artinya seseorang yang dijadikan pengganti atau sesesorang yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai pengatur atau wakil Allah SWT.
Namun demikian, tugas khalifah tidak hanya bertumpu pada yang bersifatbintelektual belaka, tetapi juga moral. Kekuasaan manusia di muka bumi tidak mutlak, karena dibatasi oleh hukum-hukum Allah SWT yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan-Nya.
Fungsi manusia sebagai kholifah yaitu :
a.    Menjadi pemimpin, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang orang lain dalam upaya mencari ridha Allah SWT.
b.    Memelihara, memakmurkan, melestarikan alam, mengambil manfaatnya, menggali, mengelola alam demi terwujudnya dan kesejahteraan segenap umat manusia.
2.    Bagaimana implikasi pandangan islam tentang manusia tersebut terhadap pendidikan? Penjelasan mencakup makna pendidikan, tujuan pendidikan, kurikulum dan metode pendidikan, lingkungan pendidikan, kewajiban belajar mengajar dalam perspektif Islam.

Jawab
Implikasi pandangan Islam tentang manusia dalam makna pendidikan:
Dalam memahami manusia tentu harus dipedomani dengan pandangan islam sebagai tolak ukur yang mendasar untuk mengetahui sesungguhnya apa hakikat manusia. Dalam pandangan Islam manusia tercipta dari dua unsur yaitu unsur materi dan non materi. Dari pengertiannya bahwa dimensi materi bermakna manusia adalah al-jism dan dimensi non-materi bermakna al-ruh.
Dimensi materi memerlukan pendidikan yang berguna untuk mengembangkan potensi yang sudah terlahir, pembinaan dan pengembangan potensi yang dimiliki manusia berfungsi untuk menunjukkan bahwa manusia layak menjadi khalifah dimuka bumi ini. Perkembangan jaman yang terus-menerus semakin menunjukkan perkembangannya, harus diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang relevan guna untuk memberikan keseimbangan antara alam dengan manusia.
Pendidikan  merupakan suatu proses pemberi bantuan kemudahan atau bimbingan bagi seorang anak manusia untuk mengenali dan meneguhkan kembali syahadah primordialnya kepada Allah swt. Dalam pengertian ini, mengenali berarti menyadarkan manusia untuk mengetahui bahwa ia akan kembali kehadapan Allah, dan ia harus mempertanggungjawabkan segala bentuk perbuatannya kepada Allah swt.
Didalam Surah Al Hujurat memberikan isyarat yang kuat akan makna pendidikan yang bukan hanya mementingkan kekuatan intelektual, melainkan kekuatan etika. Ketika etika itu menghilang dari diri seseorang, maka kekuatan intelektual seakan tidak nampak aplikasinya. Selain makna pendidikan dalam surah al hujurat di atas, makna pendidikan lainnya adalah pendidikan rabbani (theology=theis dan logos).
Pendidikan rabbani (theology) ini adalah sifatnya teguran, hidayah, dan humanitas (kemanuusiaan). Pertama, Bersifat teguran karena beberapa ayat menggambarkan adanya campur tangan Tuhan dalam hal sosial masyarakat Quraysh, terkhusus yang berhubungan dengan kehidupan Rasul. Kedua, bersifat hidayah atau petunjuk. Pula beberapa ayat menggambarkan petunjuk tuhan dalam mengatasi berbagai problematika kehidupan seperti disintregrasi dan keberagaman. Ketiga, bersifat humanitas (kemanusiaan), ayat-ayat yang memberi isyarat kuat akan keharusan menjaga hubungan antar sesama manusia, allah memberi statemen, boleh jadi orang lain lebih baik dari diri kita pribadi, serta keharusan menjaga hak-hak sesama manusia, seperti rahasia dan kepribadiannya. Pendidikan rabbani ini senangtiasa mengandung unsur etika. Sebab etika akan menggambarkan kepedulian manusia dalam mengamalkan ajaran-ajaran Allah (al rabb).
Pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy Al- Syaebani, diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam hidup pribadinya atau hidup kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses kependidikan.

Implikasi pandangan Islam tentang manusia dalam tujuan  pendidikan: Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar dan tujuan yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar dan tujuan ini akan memeberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan.
Dalam konteks ini, dasar dan tujuan yang menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang menghantarkan peserta didik kearah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan hadist (Sunnah Rasulullah).
Dalam pendidikan Islam, Sunah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu :
  1. Menjelaskan system pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat didalamnya. 
  2. Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasullullah bersama sahabat.
Secara lebih luas, dasar pendidikan Islam menurut Sa’Id Ismail Ali sebagaimana dikutip langgulung terdiri dari 6 macam, yaitu; Al-Qur’an, sunnah,qaul al-shahabat, masail al mursalah.’urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual Islam
Dalam Islam hakikat manusia adalah makhluq ciptaan Allah. Sedang menurut tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah.Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah (adz-Dzrariyat:56). Imam Al-Gazali (w.1111 M) sebagaimana disimpulkan oleh Fathiyah Hasan Sulaiman, pada dasarnya mengemukakan dua tujuan pokok pendidikan Islam:
v  Untuk mencapai kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan.
v  Untuk mencapai kesempurnaan hidup manusia dalam menjalani hidup dan penghidupannya guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Mengutip Sayyid Quth, bahwa sessunnguhnya tujuan pendidikan adalah untuk mewujudkan manusia yang yang baik (al-insan al-shalih) yang sudah pasti bersifat universal dan sudah pasti di akui semua orang dan semua aliran tanpa memperosalkan di mana pun negerinya dan apapun agamanya. Banyak sekali sebetulnya apa yang dikemukakanoleh para ahli muslim tapi kesemuanya pada esensinya sama dengan di atas. Selain itu bahwa pendidikan itu juga untuk menyempurnakan akhlaq manusia.

Implikasi pandangan Islam tentang manusia dalam kurikulum dan metode  pendidikan:
Salah satu  komponen operasional pendidikan islam sebagai suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan islam ialah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem institusional pendidikan. Materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah kurikulum. Menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pembelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern adalah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan modern berpendapat bahwa semua pengalaman belajar itulah kurikulum.
Kurikulum berasala dari bahasa latin “Curriculum” dan terdapat pula dalam bahasa prancis “courir” artinya “to run” artinya berlari. Istilah ini digunakan untuk sejumlah courses atau mata pelajaran yang harusc ditempuh untuk mencapai gelar atau ijazah. Secara tradisional kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan disekolah.
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata-kata “manhaj” yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didikanya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.
William B. Ragan, sebagai dikutip S. Nasution, berpendapat bahwa kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan disekolah. S. Nasution menyatakan, ada beberapa penafsiran lain tentang kurikulum. Diantaranya : pertama, kurikulum sebagai produk (sebagai hasil pengambangan kurikulum), kedua, sebagai program( alat yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan), ketiga , kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan keempat, kurikulum sebagai pengalaman siswa.
Pendidikan islam dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran islam dapat diterima oleh objek pendidikan harus menggunakan beberapa metode dan pendekatan. Keberhasilan atau kegagalan guru dalam menjalankan proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan metode belajar. Sering dijumpai seorang guru memiliki pengetahuan luas terhadap materi yang akan diajarkan, namun tidak berhasil dalam mengajar. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya penguasaan metode mengajar. Di sinilah, terlihat betapa pentingnya metode mengajar bagi seorang guru.
Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan kegiatan kependidikannya kearah tujuan yang dicita-citakan. bagaimana baik dan sempurnanya kurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa, manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik .
Secara literal metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari dua kata, yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui, sebagai dikutip oleh Mohammad Noor Syam secara teknis menerangkan bahwa metode adalah :
v  Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.
v  Suatu teknik mengetahui ynag dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu.
v  Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.
Sementara Al-Syaebany, menjelaskan bahwa metode pendidikan adalah segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangaka memberikan pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri perkembangan peserta didiknya, dan suasana alam sekitar untuk mencapai proses belajar yang diinginkan.
    Asas – asas umum metode pendidikan Islam
Secara umum asas-asas metode pemdidikan Islam itu menurut Al-Syaebany adalah:
Ø  Asas Agama, yaitu prinsip, asas dan fakta umu yang diambil dari sumber asasi ajaran Islam, yakni Al-Quran dan sunnah.
Ø  Asas biologis, yaitu dasar yang mempertimbangkan kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan usia peserta didik.
Ø  Asas Psikologis, yaitu Prinsip yang lahir diatas pertimbangan kekuatan psikologis seperti motivasi, kebutuhan, emosi, minat, sikap, keinginan, kesedihan, bakat dan kecakapan.
Ø  Asas Sosial, yaitu asas yang bersumber dari kehidupan sosial manusia seperti tradisi, kebutuhan, harapan dan tuntutan yang senantiasa maju dan berkembang.
Sementara dari sudut pandang pelaksanaannya, asas – asas metode pendidikan Islam dapat diformulasikan kepada :
·                 Asas Motivasi 
·                 Asas Aktifitas 
·                 Asas Minat
·                 Asas Apersepsi 
·                 Asas Peragaan 
·                 Asas ketauladanan
·                 Asas ulangan 
·                 Asas Korelasi 
·                 Asas Pembiasaan
·                 Asas Kosentrasi 
·                 Asas Individualisasi 
·                 Asas Globalisasi
·                 Asas Sosialisasi 
·                 Asas Evaluasi
·                 Asas Kebebasan 
·                 Asas Lingkungan
Karakteristik Metode Pendidikan Islam
Diantara karakteristik metode pendidikan Islam adalah:
·       Keseluruhan proses penerapan metode pendidikan Islam, mulai dari pembentukannya, penggunaannya, sampai pada pengembangannya.
·       Metode pendidikan Islam bersifat luwes dan fleksibel
·       Metode pendidikan Islam selalu berusaha menyeimbangkan antara teori dan praktek.
·       Dari segi pendidik, Metode pendidikan Islam lebih menekankan keteladanan dan kebebasan pendidik
·       Metode pendidikan Islam dalam penerapannya berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya interaksi edukatif yang kondusif
·       Metode pendidikan Islam merupakan usaha untuk memudahkan proses pengajaran dan tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
Dalam konteks itu, An-Nahlawi, mengemukakan beberapa metode yang paling penting dalam pendidikan Islam yaitu ;
*        Metode Hiwar (Percakapan) Qur’ani dan Nabawi
*        Mendidik dengan Kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi
*        Mendidik dengan amsal(Perumpamaan)
*        Mendidik dengan memberi tauladan
*        Mendidik dengan pembiasaan dan pengalaman
*        Mendidik dengan mengambil Ibrah (Pelajaran) dan muaidhah (Peringatan)
*        Mendidik dengan targhib (Membuat senang) dan tarhib (Membuat takut)
Pendapat lain yang lebih diarahkan kepada penggunaan metode pendidikan Islam secara formal adalah sebagaimana yang dikemukakan Al-Syaebany, yaitu:
Ø  Metode indiksi (pengambilan kesimpulan) - Metode Perbandingan
Ø  Metode Kuliah-Metode Halaqah
Ø  Metode Dialog dan perbincangan - Metode Riwayat
Ø  Metode Mendengar - Metode Membaca
Ø  Metode Imla’ - Metode Hafalan
Ø  Metode Pemahaman
Implikasi pandangan Islam tentang manusia dalam lingkungan  pendidikan:
Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu:
1.       Lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. 
Di keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya. Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak. Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya yang berbunyi:
كلّ مولودٍ يولد على الفطرة وانّما ابواه يمجّسا نه او يهـوّ دانه او ينصّرانه
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi dan Nasrani”
Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak didik. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya.  Dalam hal ini Allah berfirman:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sãƒ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka…..(at-Tahrim:6)
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang kelak akan diminta pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.

         Keluarga dalam perspektif pendidikan Islam memiliki tempat yang sangat strategis dalam pengembangan kepribadian hidup seseorang. Baik buruknya kepribadian seseorang akan sangat tergantung pada baik buruknya pelaksanaan pendidikan Islam di keluarga. Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:
§  Pendidikan prenatal (pendidikan dalam kandungan)
§  Pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir)
Dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan meliputi:
§  Motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dengan anaknya.
§  Motivasi kewajiban moral orangtua terhadap anak.
§  Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga.

2.         Lingkungan sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga, karena semakin besar kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga sekolah. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak menganai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam keluarga. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah orang tua menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada sekolah.  Tugas guru dan pemimpin sekolah di samping memberikan ilmu pengetahuan-pengatahuan, keterampilan, juga mendidik anak beragama.
Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dann pengajaran kepada anak didik. Pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah haruslah merupakan kelanjutan, setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga. Sekolah telah membina anak tentang keceerdasan, sikap, minat, dan lain sebagainya dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak mentaatinya.
Lingkungan yang positif  adalah terhadap pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini. Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justru menjadikan anak jumud, picik, berwawasan sempit. Sifat dan sikap ini menghambat pertumbuhan anak. Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan agama yaitu lingkungan sekolah berusaha keras meniadakan kepercayaan agama di kalangan anak didik.
3.         Lingkungan Masyarakat.
Lembaga pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang baik pembentukan  kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat maupun pembetukan kesusilaan dan keagamaan.
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini bisa dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar olehh masyarakat. Dan anak didik secara sadar atau tidak telah mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan dan keagamaan di dalam masyarakat.
Ada 5 pranata sosial (social institutions) yang terdapat di dalam lingkungan sosial yaitu:
§  Pranata pendidikan. Bertugas dalam upaya sosialisasi
§  Pranata ekonomi. Bertugas mengatur upaya pemenuhan  kemakmuran
§  Pranata politik. Bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat
§  Pranata teknologi. Bertugas menciptakan teknik untuk mempermudah manusia
§  Pranata moral dan etika. Bertugas mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat

Implikasi pandangan Islam tentang manusia dalam kewajiban belajar mengajar:
 Dalam memahami manusia tentu harus dipedomani dengan pandangan islam sebagai tolak ukur yang mendasar untuk mengetahui sesungguhnya apa hakikat manusia. Dalam pandangan Islam manusia tercipta dari dua unsur yaitu unsur materi dan non materi. Dari pengertiannya bahwa dimensi materi bermakna manusia adalah al-jism dan dimensi non-materi bermakna al-ruh.
 Dimensi materi memerlukan pendidikan yang berguna untuk mengembangkan potensi yang sudah terlahir, pembinaan dan pengembangan potensi yang dimiliki manusia berfungsi untuk menunjukkan bahwa manusia layak menjadi khalifah dimuka bumi ini. Perkembangan jaman yang terus-menerus semakin menunjukkan perkembangannya, harus diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang relevan guna untuk memberikan keseimbangan antara alam dengan manusia.
Namun manusia tidak pula begitu saja mampu menelan mentah-mentah apa yang dia lihat, kecuali belajar dengan megerahkan segala tenaga yang dia miliki untuk dapat memahami tanda-tanda yang ada dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah mengetahui wajib mengajarkan ilmunya agar fungsi kekhalifahan manusia tidak terhenti pada satu masa saja, Dan semua itu sudah diatur oleh Allah SWT. Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan mampu merubah suatu peradaban. Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik. Kemajuan peradaban manusia dewasa ini tak bisa dilepaskan dari kemajuan ilmu pengetahuan yang menjadi warisan terbesar dari proses pendidikan yang terjadi.
 Proses pendidikan itu dapat dikatakan berlangsung dalam semua lingkungan pengalaman hidup manusia mulai dari lingkup terkecil seperti keluarga, sekolah sampai kepada masyarakat luas. Inilah menjadi kewajiban manusia untuk selalu melakukan proses belajar mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar